Apa Salah Jika Aku Seorang Pemilih?
Apa salah jika aku seorang
pemilih?
Ya,
pertanyaan itu lah yang sering terlontar dari pikiranku. Hal itu biasanya
terjadi ketika ada orang yang mengeluarkan pertanyaan seperti: “sudah nikah
belum?”, “kapan nikah?”, “kok belum nikah?”, atau “Masa sih belum nikah, kamu
yang terlalu pemilih ya?”. Lalu dalam hatiku sendiri menjawab: “hemm…, mungkin”
atau “sepertinya memang begitu”.
Lantas apa
ada yang salah jika aku seorang yang pemilih? Bagiku memilih seorang laki-laki yang
tepat sebagai suami itu adalah hal yang sangat penting, karena suami itu bukan
hanya sekedar lawan main dalam drama atau sinetron kehidupan. Suami itu adalah
pendamping hidup di dunia dan akhirat, yang bisa menjadi sahabat dalam urusan
agama, yang bisa menjadi imam untuk keluarga. Dan yang namanya pendamping hidup
itu kan harus yang bisa membuat hati kita nyaman untuk bersama dengannya.
Jangan salahkan aku jika aku seorang pemilih. Aku hanya bermaksud ingin menjadi
seorang muslim yang hati-hati dan taat
pada agama.
Aku tidak tahu
bagaimana dengan saudara-saudaraku sesama kaum hawa yang membaca tulisanku ini.
Entah sependapat atau tidak, yang jelas niatku hanya ingin menuliskan isi pikiran
saja. Lalu jika tulisan ini bisa berguna untuk sesama, tentu saja aku sangat
senang dunia-akhirat. Karena setidaknya hidupku tidak seratus persen sia-sia,
pernah memberikan manfaat meski hanya sebesar butiran debu (dengan berat 1 ton,
hehehe).
Allah dengan
terang-terangan berpesan pada hamba-Nya untuk memilih laki-laki yang mukmin
untuk wanita yang mukmin. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“ … dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin
lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran.” (QS. Al Baqarah : 221)
Berdasarkan firman
Allah tersebut, dapat dikatakan bahwa laki-laki yang memiliki keistimewaan adalah
laki-laki yang mempunyai ketakwaan dan keshalihan akhlak. Dia mengetahui
hukum-hukum Allah tentang bagaimana memperlakukan istri, berbuat baik
kepadanya, dan menjaga kehormatan dirinya serta agamanya, sehingga dengan
demikian ia akan dapat menjalankan kewajibannya secara bijaksana di dalam
membina keluarga dan menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai suami, mendidik
anak-anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga
dengan tenaga dan nafkah.
Jadi, apa
masih salah jika aku seorang pemilih?
Bersikap
pemilih boleh-boleh saja, asal dengan niat, tujuan, dan cara yang baik. Menjadi
seorang pemilih tentu boleh-boleh saja, asal tidak berlebihan dan terlalu
tinggi memasang target. Tidak perlu berharap menikah dengan anak presiden/raja
agar bisa kaya sehingga masa depan terjamin, tapi berharaplah menikah dengan
lelaki yang terbaik dan tepat diciptakan Allah untuk mendampingi hidupmu di
dunia dan akhirat.
Sebagai
seorang muslimah yang baik, mari kita berdoa bersama. Selain berdoa untuk diri
sendiri, juga untuk sesama muslimah.
Bismillahirrahmanirrahim.
Ya Allah, jadikanlah kami wanita sholehah dengan keindahan rupa dan akhlaq.
Yang menjadi penyejuk hati setiap orang memandang. Ya Allah.. berilah kami rasa
takut kepadaMu yang akan menghalangi kami dari berbuat maksiat ..
Anugerahkanlah kami ketaatan kepadaMu yang akan mengantarkan kami memasuki
surgaMu.. Pilihkan kami suami yang tepat, yang menjadi penyejuk hati, pendamping
hidup serta sahabat dalam urusan dunia dan akhirat.
Aamiin…
created by Nana CL
Banjarmasin, 17 Maret 2013
Ayat bertindak.. Hihihihi
BalasHapuska Ratno: Ayat itu hewan yg suka berkokok ya ka?, hehehe
Hapus