Kisah Kasih Daun untuk Sang Pohon
Wahai Pohon, aku merindukanmu....
Masih dan slalu menyayangimu.
Meski tak lagi bersamamu.
Mungkin kisahku seperti daun, yang ingin tetap tinggal bersama pohon tetapi sang pohon tak berusaha menahanku pergi ketika tubuhku melemah dan terbawa angin
.
.
Aku, yang selama ini selalu menemani pohon sebagai sahabat. Selalu setia meski sering harus menangis. Aku tak tahu sejak kapan aku tak lagi menganggapmu sebagai sahabat. Hati ini begitu cemburu ketika kau mempunyai pacar. Begitu sesak dada ini sehingga rasanya ingin pergi agar tak melihat kau bersamanya. Namun, aku tak sanggup. Aku ingin tetap di sampingmu, melihatmu tersenyum bahagia meski hati ini harus sakit. Aku ingin tetap bersamamu. Dan aku berjuang sekuat tenaga untuk bisa mewujudkannya.
Begitu kau menceritakan putusnya hubunganmu. Ku tahu mungkin ku jahat karena hati ini tersenyum mendengarnya. Meski ku harus menyembunyikan rasa gembira ini dalam-dalam. Karena ku tak mungkin berbahagia di atas derita sahabatku sendiri.
Sebulan pun berlalu, kau kini sudah memiliki pacar lagi. Dan lagi-lagi ku merasakan sesak yang luar biasa. Begitu banyak wanita yang mengelilingimu. Begitu banyak orang yang kau panggil sayang. Beberapa gadis yang kau panggil cinta dan kau rayu mesra. Aku pun berpikiran bahwa tetap bersamamu adalah hal yang sia-sia. Perasaanku bertepuk sebelah tangan.
Aku menyayangimu sahabatku. Dari dulu hingga nanti, aku terus menyayangimu. Hanya saja, kini rasa sayang itu sudah berubah dengan porsi lebih dari sekedar sahabat. Dua tahun aku sudah menemanimu, dalam bahagia dan sedih. Wahai sahabatku yang sangat aku sayangi. Aku ingin tetap disampingmu, memberi perhatian, menemani, dan mencintaimu selamanya. Berharap, bahwa suatu hari, kau akan datang dan mencintaiku. Hal itu seperti menunggu kabarmu setiap waktu, mengharapkanmu mengingatku. Aku tahu sesibuk apapun dirimu, kau pasti meluangkan waktu untukku. Karena itu, meski sering ku berkata akan pergi darimu. Tetapi aku tetap tak beranjak, berdiri di sini dan terus menunggu.
Menyukaimu adalah hal terberat dalam hidupku. Lebih-lebih ku tak tahu bagaimana perasaanmu terhadapku. Namun senyummu menjadi energi bagiku untuk bertahan. Sampai suatu hari, kau melarangku memanggil dirimu dengan panggilan sayang yang biasa kita gunakan. Aku tak tahu apa alasan kau bersikap seperti itu. Aku pun tak berani menanyakannya padamu. Karena aku takut akan membuatmu marah dan mengusirku pergi. Aku pun tak ingin marah padamu gara-gara hal ini. Aku tak mau bersikap jutek lagi, karena ku tahu kau tak menyukainya. Jadi ku hanya diam, dan berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menggunakan kata itu lagi selama aku masih bisa tetap bersamamu.
Dua tahun cukup berat untuk kulalui dan aku mau menyerah. Kadang aku berpikir untuk terus bertahan asal bisa berada di dekatmu. Luka, sakit hati, dan dilema yang menemaniku selama 2 tahun ini. Entahlah…, kini ku mulai merasa tak kuat lagi menopang semangat yang mulai melemah. Pegangan erat tangkaiku pada rantingmu pun mulai goyah. Apa lagi semenjak sikapmu berubah. Rasanya ku telah kehilangan dirimu. Kau semakin asyik dengan duniamu dan para kekasihmu. Kau bersikap seolah tak memerlukan aku lagi dalam hidupmu.
dan akhirnya akupun jatuh dari rantingmu
Dulu, meski berkali-kali ku berkata ingin pergi dan menjauh, kau selalu menahanku. Kau membuatku tak bisa meninggalkanmu. Tapi apa yang terjadi kini… Kau hanya diam saat aku berkata bahwa aku benar-benar akan meninggalkanmu. Kau hanya diam bahkan mengacuhkanku. Tak hanya itu, kau pun telah benar-benar membuangku dari hidupmu.
Sekarang, aku pasrah. Ku t’lah merelakan dirimu. Kubiarkan angin membawaku terbang. Terbang sejauh-jauhnya darimu. Memalingkan wajahku, meski tidak dengan hatiku. Namun ketahuilah, di kejauhan aku tetap menyayangimu dan berdoa agar kau selalu berbahagia.
Sepenggal lirik menemani kerinduanku:
Beribu kisah tentangmu.
Tak habis di telan waktu.
Mengukir indah untukku, selalu.
Ada yang hilang dariku.
Di saat kau pergi menjauh.
Sungguh tak sanggup ku berpisah darimu.
Kau ada di jantungku.
Kau ada di hatiku.
Engkaulah yang selalu ku tunggu di setiap waktu.
Kau belahan jiwaku.
Permata di dalam hatiku.
Ku jaga seumur hidupku di setiap waktu.
Temani aku dan jangan kau jauh.
Ku menjagamu selalu.
Kau ada di jantungku.
Kau ada di hatiku.
Engkaulah yang selalu ku tunggu di setiap waktu.
Kau belahan jiwaku.
Permata di dalam hatiku.
Ku jaga seumur hidupku di setiap waktu.
(Lirik JANTUNGKU – by THE ZAKIES)
halooo..... salam kenal 0_0
BalasHapussemoga kamu sukses selalu
@marketplus (http://www.marketplus.co.id/2011/01/20/dua-varian-modem-huawei-bundling-dengan-telkomsel/:
BalasHapushalo & sAlam KeNal juga ya...
Thanks, sukses jg untuk kamu ^_________^