Virginitas
Virginitas-Ku
Cowok dan cewek diciptakan berpasangan untuk merengkuh kebahagian bersama di dunia dan akhirat. Bukan hanya cewek yang dituntut untuk menjaga diri, tapi juga cowok. Makanya, nggak salah kan kalau seandainya ku menginginkan seorang cowok yang baik. Cewek yang baik berpasangan dengan cowok yang baik.
Meskipun ini sudah zaman modern, tapi nggak menutup kemungkinan adanya spesies cowok yang baik kan ? Buktinya ada kok spesies cewek baik-baik, seperti diriku ini (hehe…., promosi nih….). Tapi ini emang bener kok, aku sangat menjaga kevirginanku. Dan aku juga berharap bahwa masih banyak cewek dan cowok di luar sana yang masih menjaga keperawanan/keperjakaan mereka hingga suatu saat hukumnya akan menjadi halal alias kalo sudah married.
Bukannya aku mau berpikiran kolot ataupun masih konvensional. Hanya saja ku ingin agar aku tak mengikuti arus yang salah. Bergaul dalam arti yang baik, berbaur, berteman, dan berwawasan luas tanpa harus terjerumus dalam lembah yang nista. Menurut buku yang aku baca ”ibarat ikan, meski hidup di laut tapi rasanya kan nggak ikutan jadi asin.” Tapi...., prinsip hidup ”di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” juga tetap perlu dipegang kok..... Jadi, ya kita harus pintar-pintar menjaga diri.
Aku bukan manusia yang sempurna. Aku nggak mau jadi orang munafik. Sudah pasti aku juga sering berbuat salah. Aku nggak bisa bohong, dengan bilang kalau aku nggak pernah liat gambar atau adegan bokep. Pernah, pernah banget hal itu ku lakukan. Bahkan pernah membayangkan hal-hal yang aneh, meski jadi bikin merinding. Ku memang bukan manusia yang sempurna, juga bukan manusia yang amat baik budi pekertinya. Aku adalah manusia yang penuh nafsu dan emosi. Namun ku juga punya akal tuk bedakan yang baik dan yang buruk. Meski kadang semua tak bisa kupenuhi. Ajaran yang baik tak selalu ku kerjakan. Acap kali melakukan hal-hal yang salah. Dalam hidup ini, kadang susah kadang gelisah. Tapi, bisa ku pastikan bahwa aku akan membuatnya nyata hanya jika aku sudah menikah. Aku akan sangat, sangat, sangat menjaga keperawanan ini. Karena ini merupakan amanat Tuhanku, orangtuaku, bahkan ini adalah amanat dan janji pada diriku sendiri. Kan ku jaga dan akan ku persembahkan hanya untuk suamiku, karena virginitas sangat penting sebagai salah satu pondasi dalam rumah tangga. ”Ya Allah...., bantu aku untuk menjaga amanat ini.”
Hingga saat ini, aku sangat bersyukur sekali kepada Tuhan YME, karena diriku masih bisa menjaga amanatnya yang begitu berharga pada diriku, yakni keperawanan. Bagi seorang gadis seperti aku, keperawanan adalah hal yang sangat penting dan wajib dijaga. Karena, jika keperawanan itu sudah tak lagi ada tanpa proses nikah sebelumnya dan begitu mudahnya kupersembahkan kepada setiap lelaki maka sebutanku pun sudah bukan seorang gadis lagi. Karena seorang gadis sangatlah identik dengan kata “perawan”. Gadis tak lagi mendapat sebutan gadis memanglah bukan karena umurnya yang sudah tak remaja lagi.
Aku tak sanggup jika harus menatap wajah kedua orang tuaku yang menanggung malu akibat perbuatan salahku. Terlebih-lebih jika suamiku kelak mengetahui bahwa diriku telah terlebih dahulu disentuh oleh lelaki selain dia. Ehm.., bisa gila diriku. Apalagi jika Tuhan akan murka terhadapku, ku takkan sanggup menerimanya. Karena aku takut jika Tuhanku yang selama ini menyayangiku, tiba-tiba marah karena aku telah berjinah. Jangan sampai deh… Kemana lagi aku bisa curhat dengan tenang dan khusyuk. Tuhanku, tolong bantu aku menjaga imanku dan amanatmu.
Selain itu, yang namanya free-sex tentunya sangatlah berbahaya, khususnya bagi kesehatan. Kesehatan reproduksi kita jadi terancam akibat pergaulan bebas seperti itu. Bukan cuma segi kesehatan, tapi aspek-aspek lainnya juga akan terpengaruh. Menurut Bapak Qomarudin Sukri, seorang Honorary Lecturer STIKES Muhammadiyah Banjarmasin sekaligus Koordinator Forum Kajian Kriminologi dan Sosial dalam seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Biologi “APIDAE”, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru-Kalimantan Selatan, beliau memberikan informasi penting bagi para remaja. Beliau mengatakan hingga saat ini pembicaraan tentang kesehatan reproduksi lebih banyak dilihat dari aspek klinis. Terdapat sudut pandang lain yang pantas didengar dan diperhatikan, aspek sosial yang sering terlewatkan. Berbicara tentang kesehatan reproduksi adalah berbicara tentang kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya menyangkut pembangunan kependudukan, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, serta hubungan peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat (gender).
Dating Rape:
¨ “the perpetration or threat of an act of violence by at least one member of an unmarried couple on the other member within the context of dating or courtship. This violence encompasses any form of sexual assault, physical violence, and verbal or emotional abuse” (Sugarman, D. B. and Hotaling, G. T. Dating violence: prevalence, context and risk markers. In: Pirog-Good, M. A. and Stets, J. E. (Eds.) Violence in dating relationships. New York : Praeger; 1989:3-32 )
Created by Nana CL
*(March 19, 2009)
Diperbaharui: 28 Oktober 2009
usaha laundry , bisnis laundry , deterjen laundry , waralaba laundry , franchise laundry , softener laundry , pewangi laundry
BalasHapus