Kenangan untuk My lovely Einstein
Owh, my lovely Einstein 05
My lovely Einstein, aku dapat nama panggilan ini dari temanku yang menyebutmu Einstein 05 untuk meledekku ketika berselancar di Facebook sambil membahas tentang kamu. Entah kenapa nama ini kurasa cocok menjadi panggilan kesayangan untukmu. Tentu saja nama itu sesuai dengan program studi yang kau ambil, Fisika. Sedangkan 05 didapat dari tahun angkatan kita, awal kita kuliah, 2005. Humph, maaf karena seenaknya saja memberikan panggilan itu untukmu. Tanpa meminta izin terlebih dahulu padamu. Memangnya siapa aku? Teman bukan, pacar apa lagi.
Aku tahu, aku sudah pernah mengutarakan perasaanku padamu. Dan itupun tentu saja dengan jawabanmu yang menghancurkan harapanku. Harapan untuk dapat bersamamu. Harapan untuk bisa menjadi milikmu, menjadi satu-satunya perempuanmu.
Entah aku yang bodoh atau apa, sampai saat ini ku belum bisa melupakanmu. Membuang perasaan suka, sayang, dan mungkin adalah cinta. Baru kamu laki-laki yang benar-benar telah membuatku menangis karena ku tak dapat menjadi milikmu. Aku sangat ingin menjadi tulang rusuk yang melengkapi susunan kerangkamu.
Andai kau tau, menyukaimu membuatku merasa takut. Takut karena aku tahu aku bukan apa-apa jika dibandingkan dengan wanita yang pernah menempati ruang hatimu. Wanita yang hingga saat ini masih kau tunggu. Wanita yang telah membuat hatiku hancur berkeping-keping. Wanita yang telah membuatku iri karena bisa dicintai olehmu.
Aku ingin bersamamu, bahkan satu tahun masa penantianmu untuknya. Tapi ku tak akan sanggup nantinya jika wanita itu benar-benar kembali dalam hidupmu. Aku tak akan sanggup berada di sampingmu dan melihat kau bisa tertawa bahagia karena dirinya, bukan diriku. Maaf jika aku menjadi seorang pecinta yang egois. Menginginkanmu seutuhnya dan tak ingin berbagi. Bahkan tak pernah dapat melihatmu bahagia jika bukan karena aku. Pernah dalam hatiku berkata, bahkan seandainya temanku sekalipun yang dapat menjadi milikmu, aku tak akan pernah rela. Karena begitu inginnya aku bersamamu dan dapat membahagiakanmu.
Ini adalah tahun ke-empat kita kuliah. Saat-saat di mana kita sama-sama sibuk menyusun skripsi. Ketakutanku pun semakin membesar. Aku takut jika kita sudah lulus nanti, kita tak akan bisa bertemu lagi. Aku takkan pernah bisa menantap sosokmu secara diam-diam seperti biasanya kulakukan.
Maafkan aku Einsteinku, di setiap pagiku, siangku, malamku, bahkan di detik-detiknya, aku menjadi seorang yang sangat jahat karena ku berdoa meminta pada Tuhan agar perempuan yang kau tunggu itu tak akan pernah datang. Aku ingin Tuhan gantikan dia dengan diriku. Tuhan akan mengalihkan arah cintamu menuju pintu hatiku. Cinta itu akan masuk kedalam pintu hatiku tanpa harus mengetuknya, karena memang akulah yang mengundangnya untuk masuk ke dalam bilik perasaanku. Dan maaf sekali lagi, jika cintamu sudah masuk ke dalam ruang di hatiku, ku terpaksa harus menguncinya rapat-rapat. Karena ku tak ingin cintamu pergi dan tergantikan oleh cinta yang lain. Ku ingin hanya ada dirimu, saat ini, esok, lusa, bahkan hingga kapanpun.
Hari ini benar-benar dingin. Hujan telah mengguyur bumi hingga hampir setengah hari. Ku sempat ingin agar derasnya hujan itu dapat menyapu habis rasa sukaku padamu. Membawanya pergi bersama air, terlarut bersama alirannya, menuju parit-parit hingga jauh ke tengah lautan. Agar tak dapat lagi kuambil dan kubawa pulang ke dalam hatiku. Akan tetapi, lagi-lagi ku tak bisa melakukannya. Aku terlalu sayang padamu hingga tak dapat melenyapkan perasaan itu.
My lovely Einstein, tau kah kamu betapa takutnya aku jatuh cinta kepadamu. Karena aku tahu, aku bukan siapa-siapa. Aku bukan seorang perempuan yang istimewa. Tidak seperti para dara cantik di luar sana. Yang mungkin dengan sangat mudah bisa kau terima keberadaanya. Yang bisa dengan mudahnya berbicara bahkan bersenda gurau denganmu. Aku tahu, kita bahkan tak sekalipun pernah menyapa. Tak sekalipun pernah berbicara. Padahal sudah empat tahun kita kuliah di Fakultas yang sama. Seandainya engkau tau, aku sangat ingin bisa memberikan senyum manis padamu. Menyapa dirimu setiap bertemu. Perlahan-lahan mendekatimu hingga ku dapat memasuki kehidupanmu dan menjadi seseorang yang berarti untukmu. aku ingin menjadi sumber kebahagiaanmu.
My lovely Einstein, ku ingin dekat denganmu. Sebagai teman yang terbaik untukmu. Sungguh senangnya hatiku, bila dapat bersamamu. Waktu bersama dirimu, ku akan buat kau selalu mengingatku. Aku tahu Einstein, aku sudah berkaca diri kok. Ku sudah memcoba tuk mendekatkan diri kepadamu wahai kekasihku. Namun jika itupun belum dapat mendekatku kepada cintamu, maka ku hanya dapat berserah diri pada yang Kuasa.
Ada luka yang teramat sangat ketika kau katakan masih ada seseorang di hatimu. Entah mengapa hati kecilku berkata bahwa itu hanyalah engkau yang menipu diri. Hingga saat ini, aku masih percaya bahwa sebenarnya ada cinta untukku di hatimu. Hanya saja kau belum sadari itu.
Memangnya apa salahnya jika aku belum pernah pacaran? Apa salahnya jika aku baru pertama kali jatuh cinta? Apa aku bukan sasaran yang empuk untukmu. Apa aku bukan mangsa yang pantas untuk kau miliki? Maaf kalo aku bukan cewek second alias cewek yang belum pernah jadi pacar orang. Maaf jika setiaku kan melebihi mereka yang pernah jadi pacarmu. Alasanmu, tak ingin menyakitiku terlebih dalam, memberi harapan terlalu jauh. Padahal kau belum mencoba, dan langsung coba tuk menghindar. Malah kau bilang aku yang kabur, mundur dari pertempuran. Akan tetapi, entah kenapa ku tak bisa membencimu. Tak bisa kubur kenanganku ketika miliki rasa itu untukmu, memperjuangkannya agar kau juga miliki rasa yang sama.
Kini, ku hanya bisa menyimpan bayangmu dalam ingatanku. Mengkhayalkanmu kini tak seindah dulu, bahkan harusnya tak boleh ku lakukan jika tak ingin kembali terluka. Seiring berjalannya waktu, semoga ku bisa merelakanmu. Jika kau memang jodohku, di segitiga bermuda sekalipun kita pasti kan dapat bertemu. Namun jika dia bukan jodohku, ku harap ada pengganti dirimu yang bisa menemaniku untuk saling memberikan cinta yang tulus. Amien.... Tuhan...., terima kasih karena telah menciptakan dia ” My lovely Einstein” ke dunia ini. Walaupun mungkin da hanya akan menjadi kenangan bagiku.
usaha laundry , bisnis laundry , deterjen laundry , waralaba laundry , franchise laundry , softener laundry , pewangi laundry
BalasHapusNaaaaah....setelah sekian lama baru ini aku tahu ada einstein 05 di hatimu moon..kukira ka reno cs...who is he moon???
BalasHapushemmm, kepo dehhh
Hapusorangbjb alias meoangwall: hehehhehe, masa sih ga tau? masa sih? masa sih? ehh, aku jd supan sorangan mun baca tulisanku zaman dulu yg ky gini. ternyata diriku eror banar
BalasHapus